Laga pertama timnas Denmark di gelaran EURO 2020 (2021) pada sabtu malam waktu Indonesia harus berjalan sangat berat karena adanya insiden mengerikan yang terjadi di lapangan. Pada penghujung babak pertama usai Playmaker Denmark Cristian Eriksen tiba-tiba terjatuh dan kehilangan kesadarannya. Sontak pemain kedua negara dan wasit segera mengecek keadaan sang pemain untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan.
Pertolongan pertama yang krusial diberikan oleh salah satu pemain Tim Nasional Denmark, Simon Kjaer. Berada di satu sisi lapangan diapun segera mengambil inisiatif dan berlari menghampiri untuk mengecek keadaan temannya itu. Kjaerpun jadi orang pertama yang memeriksa keadaan Eriksen. Dilansir dari Sport Bible, Kjaer melakukan tindakan pencegahan dengan memastikan kompatriotnya itu tidak menelan lidahnya sendiri. Pertolongan ini diberikan agar Eriksen bisa tetap bernapas sampai mendapatkan bantuan dari tim medis. Kjaer juga memberikan bantuan CPR atau tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas.
Tak lama berselang, tim medis yang ada di pertandingan memberikan pertolongan yang lebih memadai untuk gelandang andalan timnas Denmark ini. Eriksen pun dikabarkan sudah sadarkan diri saat dibawa oleh tim medis dari Stadion Parken, Kopenhagen ke rumah sakit. Sampai dengan artikel ini ditulis, keadaan Eriksen berangsur membaik namun dengan konsekuensi yang sangat besar bahwa dia harus pensiun dari dunia sepakbola. Sungguh kehilangan yang sangat besar tidak hanya bagi Denmark ataupun Inter Milan klub yang dibelanya, namun juga bagi dunia sepakbola berserta penggemarnya.
Dokter timnas Denmark, Morten Boesen, mengungkap bahwa Eriksen secara teknis sempat meninggal karena tak ada detak jantung dan napas. Tim medis pun bergerak cepat dan berhasil menyelamatkan sang pemain dengan teknik CPR sebelum dibawa ke rumah sakit.
“Dia sempat meninggal. Kami melakukan metode cardiac resuscitation (CPR). Dia mengalami henti jantung,” kata Boesen seperti dilansir Marca, Senin (14/6). Beruntung hal buruk dapat segera di hindari dan pertolongan cepat dapat menyelamatkan.
Peran semua orang yang berada di lapangan sangat krusial untuk mengatasi kejadian buruk ini. Selain kesigapan Kjaer yang sudah di bahas di atas, ada juga peran dari wasit Antony Taylor yang sigap memanggil tim medis, serta pemain Denmark lainnya yang segera membentuk blokade untuk menjaga privasi Eriksen selama mendapatkan pertolongan serta pemain Finlandia juga turu membuat blokade, dan kedewasaan penonton yang bahkan ada melemparkan bendera Finlandia untuk menjadi bantuan blokade menutupi Eriksen. Sehingga penyebaran visual kejadian traumatis ini bisa di minimalisir.
Perlu diketahui tahapan melakukan tindakan penyelamatan melalui RJP/CPR disingkat menjadi C-A-B yang merupakan singkatan dari compression, airways, dan breathing. Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada, selanjutnya airways adalah membuka jalur pernapasan, dan breathing adalah memberi bantuan napas. Untuk mengetahui lebih detail kamu bisa mengunjugi berbagai informasi valid seperti informasi dalam website https://www.alodokter.com/pengetahuan-resusitasi-jantung-paru-harus-menjadi-bekal-tiap-orang
Bagaimanapun hal buruk di lapangan hijau tidak bisa dihindarkan namun harus segera diatasi dengan sigap dan cepat untuk menanggulangi dampak yang lebih buruk lagi. Dari kejadian ini juga kita bisa belajar bahwa kemampuan pertolongan pertama Resusitasi jantung paru (RJP) atau CPR sangat di butuhkan untuk dimiliki oleh semua pemain sepakbola dan harus menjadi skill yang terbekali dengan baik, karena bisa saja kemampuan ini walau sesederhana apapun sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa orang lain.