Ahli menyebut bahwa sebagai orang tua, penting untuk mengembangkan anak-anak mereka untuk memiliki karakter yang baik ketimbang karakter yang kuat. Seseorang dengan karakter yang baik akan memiliki kebajikan yang penting sebagai pengambil keputusan dalam setiap masalah yang ia hadapi. Kebajikan bukan hanya tentang perilaku, tapi juga soal intelektual dan emosional.
Anak-anak belajar bagaimana caranya bermain sepakbola dengan cara meniru dari mereka yang hebat di sepakbola. Apa yang dilakukan para pesepakbola turut ditiru oleh anak-anak. Ini yang membuat sejumlah pemain Arsenal yang kedapatan merokok mendapatkan sanksi dari manajemen.
âAnak-anak perlu didorong untuk berkomitmen terhadap olahraga sebagai praktik moral, yang berarti bahwa mereka akan bermain seperti seharusnya dimainkan, bukan dengan cara-cara yang tidak bermoral,â tulis Austin.
Beruntung publikasi terhadap pesepakbola top masa kini kian mudah dicari. Di luar berita-berita tentang glamornya Cristiano Ronaldo, tapi sang pemain juga turut membantu dan ikut serta dalam kegiatan amal. Hal-hal seperti ini yang memberikan wawasan baru terhadap anak-anak, bagaimana mereka berperilaku seharusnya.
Di sepakbola, kebajikan seperti menjadi barang mewah, meski masih sering juga ditemui. Misalnya, saat ada pemain Chelsea yang terluka, tapi bola dipegang oleh pemain Arsenal. Pemain Arsenal lalu membuang bola untuk memberi kesempatan tim medis masuk lapangan. Setelah pemain ditangani, bola yang mestinya milik Chelsea, diberikan kepada Arsenal sebagai rasa menghormati.
“Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana keadilan tertanam jauh sebagai nilai dalam olahraga, meskipun tidak semua pemain menampilkannya,” tulis Austin.
Olahraga adalah sesuatu yang harus membuat mereka merasa senang, kompetitif, dan sebuah tempat di mana karakter yang kuat dan baik bisa dibentuk, diperlihatkan, dan diperkuat.