Sekolah Sepakbola Jakarta – Dalam pertandingan Everton melawan Tottenham Hotspurs, Gelandang andalan Everton Andre Gomes mengalami cedera mengerikan yang di prediksi bisa saja mengakhiri aksinya di musim ini lebih cepat. Insiden ini melibatkan pemain tottenham yang melakukan tackel Son kepada Andre kemudian keseimbangan Andre terganggu di tambah posisi tumpuan kaki yang tidak ideal dan di akhiri bertabrakan dengan pemain Spurs lainnya Aurier, membuat Andre mengalami cedera yang sangat di takuti oleh semua pemain sepakbola, patah engkel kaki.

Masih ingat dengan cedera kepala yang menimpa Petr Cech? yang hampir saja berakibat fatal dan akhirnya sang pemain harus memakai helm khusus di setiap pertandingan sampai dengan pensiun. Dan juga cedera horor yang menimpa pemain Ajax Abdelhak Nouri yang membuatnya harus mengalami koma dan juga terpaksa harus pensiun dini. Atau banyak juga kasus pemain yang performanya menurun seusai mengalami cedera, seperti Marko Marin dan Kaka.

Cedera yang terjadi pada olahraga permainan sepak bola antara lain disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kondisi alam atau lingkungan yang kurang kondusif, bodycontac antar pemain atau dengan objek lain, taktik atau teknik dasar yang salah, salah jatuh, beban latihan yang berlebihan (overload), kelelahan (overtraining), kurang pemanasan-penguluran-pendinginan, atau penggunaan perlengkapan  olahraga (equipment) yang salah.

 Klasifikasi Cedera Olahraga

Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

a.    Cedera tingkat 1 (cedera ringan)

Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan atlit. Misalnya: lecet, memar, sprain yang ringan.

b.    Cedera tingkat 2 (cedera sedang)

Pada cedera tingkat kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh pada performance atlit. Keluhan bias berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inplamasi) misalnya: lebar otot, straing otot, tendon-tendon, robeknya ligament (sprain grade II).

c.    Cedera tingkat 3 (cedera berat)

Pada cedera tingkat ini atlit perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hamper lengkap ligament (sprain grade III) dan IV atau sprain fracture) atau fracture tulang.

Strain dan sprain adalah kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga.

1.    Strain

Straing adalah menyangkut cedera otot atau tendon. Straing dapat dibagi atas 3 tingkat, yaitu :

a)    Tingkat 1 (ringan)

Straing tingkat ini tidak ada robekan hanya terdapat kondisi inflamasi ringan, meskipun tidak ada penurunan kekuatan otot, tetapi pada kondisi tertentu cukup mengganggu atlit. Misalnya straing dari otot hamstring (otot paha belakang) akan mempengaruhi atlit pelari jarak pendek (sprinter), atau pada baseball pitcher yang cukup terganggu dengan strain otot-otot lengan atas meskipun hanya ringan, tetapi dapat menurunkan endurance (daya tahannya).

b)    Tingkat 2 (sedang)

Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon, sehingga dapat mengurangi kekuatan atlit.

c)    Tingkat 3 (berat)

Straing pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat sampai komplit, pada tingkat 3 diperlukan tindakan bedah (repair) sampai fisioterapi dan rehabilitasi.

2.    Sprain

Sprain adalah cedera yang menyangkut cedera ligament. Sprain dapat dibagi 4 tingkat, yaitu :

a)    Tingkat 1 (ringan)

Cedera tingkat 1 ini hanya terjadi robekan pada serat ligament yang terdapat hematom kecil di dalam ligamen dan tidak ada gangguan fungsi.

b)    Tingkat 2 (sedang)

Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan yang lebih luas, tetapi 50% masih baik. Hal ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan proteksi harus dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu untuk benar-benar aman dan mungkin diperlukan waktu 4 bulan. Seringkali terjadi pada atlit memaksakan diri sebelum selesainya waktu pemulihan belum berakhir dan akibatnya akan timbul cedera baru lagi.

c)    Tingkat 3 (berat)

Cedera sprain tingkat 3 ini terjadinya robekan total atau lepasnya ligament dari tempat lekatnya dan fungsinya terganggu secara total. Maka sangat penting untuk segera menempatkan kedua ujung robekan secara berdekatan.

d)    Tingkat 4 (Sprain fraktur)

Cedera sprain tingkat 4 ini terjadi akibat ligamennya robek dimana tempat lekatnya pada tulang dengan diikuti lepasnya sebagian tulang tersebut.

Cedera memang bisa saja menghantui siapapun, maka dari itu para pemain sepakbola dan olahraga yang melibatkan kontak fisik langsung di tuntut untuk berlatih agar tidak rentan mengalami cedera atau meminimalisir resiko mengalami cedera. Cedera yang dialami oleh seorang pemain atau atlet sepak bola  dapat menyebabkan mundurnya prestasi  seorang atlet, trauma, gangguan psikologis,  fisik menurun, dan bahkan cacat permanen atau bahkan sampai pada mengancam nyawanya. Nantikan artikel berikutnya untuk mempelajari bagaimana cara meminimalisir resiko mengalami cedera saat bermain sepakbola.

Other Articles

sekolah bola artikelsekolah sepak bola
sekolah bola artikel

Leave a Reply