Liga Spanyol musim 2018-19 telah usai. Barcelona menjadi kampium untuk kali ke-26. Sepanjang perjalanan Liga Spanyol musim ini terdapat banyak hal, mulai dari yang paling memorable hingga kontroversial.
Sebagai salah satu dari lima kompetisi di Eropa yang paling bermutu, Liga Spanyol tiap musimnya selalu hadirkan cerita-cerita yang sayang untuk di lewatkan. Hal paling mengejutkan publik di Liga Spanyol musim ini tentu saja soal perpindahan Cristiano Ronaldo.
Real Madrid harus melepas Cristiano Ronaldo ke Juventus pada awal musim ini. Kondisi ini tentu saja menyenangkan bagi pesaing mereka, utamanya Barcelona. Lionel Messi seolah tak punya lawan sepadan.
Dampaknya memang terasa, Real Madrid limbung di awal musim. Terlepas dari kondisi Real Madrid, sejumlah pertandingan Liga Spanyol lain masih suguhkan tontonan yang menarik.
Tak hanya menarik, sejumlah pertandingan Liga Spanyol musim ini juga diwarnai sejumlah kejadian kontroversial. Berikut 5 momen kontroversi Liga Spanyol musim 2018-19 untuk pembaca setia football5star.com
VAR Merampok Gol
Penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di sejumlah kompetisi Eropa, mendorong Federasi Sepak Bola Spanyol melakukan hal serupa di Liga Spanyol. Sebelum kick off Liga Spanyol 2018-19, Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol, Juan Luis Larrea melontarkan wacana tersebut.
“Musim 2018-19, itu orientasi kami. Teknologi sudah datang di sepakbola dan anda harus bisa menerimanya,” Larrea seperti dikutip football5tar.com dari Sky Sports, Senin (20/5/2019).
Sejak awal kemunculan VAR memang mendapat tentangan dari banyak pihak. Mereka yang kontra, beranggapan bahwa VAR mengurangi keseruan pertandingan sepak bola itu sendiri.
Benar saja tercatat sejumlah klub mencak-mencak setelah VAR digunakan. Mereka merasa kemenangan atau gol yang dicetak telah dirampok.
Real Valladolid misalnya saat bertemu Real Madrid di pekan ke-27. Dua gol Valladolid yang dicetak Sergio Guardiola dan Anuar Tahumi dianulir oleh VAR. Valladolid pun menyerah 1-4 dari Real Madrid.
Atletico Madrid juga merasakan efek negatif VAR. Gol dari Alvaro Morata saat melawan Real Madrid dianulir wasit setelah melihat VAR. Akibatnya Atletico menyerah 1-3 dari Real Madrid.
Pemain Real Madrid Ingin Dipecat
Real Madrid memang mengawali musim ini dengan sangat buruk. Pelatih mereka, Juan Lopetegui sejak awal kedatangannya langsung mendapat beban berat. Belum lagi ia memiliki catatan kontroversi sebelum jadi pelatih El Real.
Hasilnya pada awal kepemimpinannya, Lopetegui hanya mampu meraih 14 poin dan membuat Real Madrid sempat tertahan di papan tengah Liga Spanyol. Saat itu, rumor berhembus ia akan dipecat.
Pemain Real Madrid, Isco pun melakukan pembelaan. Isco menganggap kesalahan tidak hanya terletak pada Lopetegui tapi seluruh pemain. Ia pun mengatakan jika ingin memecat Lopetegui, pemain El Real lainnya juga harus dipecat.
“Bos memiliki kepercayaan diri yang besar. Akan sangat gila untuk memecatnya dengan sangat cepat. Jika harus memecat pelatih, maka Anda juga harus memecat kami semua karena kami adalah orang-orang di lapangan, ini tanggung jawab semua orang bukan hanya pelatih.” kata Isco saat itu.
Faktanya memang Lopetegui dipecat oleh manajemen Real Madrid. Ia digantikan oleh Santiago Solari. Sayangnya Solari kembali gagal dan Real Madrid memanggil pulang Zinedine Zidane.
Penalti Kontroversial Barcelona
Pada pertandingan Liga Spanyol Minggu, 17 Februari 2019 lalu, Barcelona sempat mendapat penalti kontroversi saat melawan Real Valladolid. Barcelona saat itu mendapat hadiah penalti yang dianggap banyak pihak sangat kontoversial.
Penalti itu bermula saat Gerard Pique pada menit ke-42 dijatuhkan pemain Valladolid di kotak penalti lawan. Dari tayangan ulang tampak, Pique beraksi berlebihan saat body contac dengan pemain Valladolid.
Wasit yang memimpin pertandingan langsung menunjuk titik putih. Lionel Messi yang jadi algojo sukses merobek gawang dan membawa Barcelona menang 1-0 di laga tersebut.
“Saya disentuh dari belakang dan itu membuat posisi saya tidak stabil. Dia menabrak pundak saya, dan itu jelas penalti. Ada kontak yang cukup bagi saya untuk jatuh,” jelas Pique soal insiden tersebut.
Hinaan Pique kepada Espanyol
Selain soal VAR dan penalti kontroversial, pertandingan Liga Spanyol musim ini juga masih diwarnai psy war antar pemain. Salah satu psy war yang jadi sorotan ialah hinaan Gerard Pique kepada klub Catalan, Espanyol.
Jelang pertandingan derbi Catalan pada 30 Maret 2019, Pique menghina keungan klub Espnyol tersebut. Dalam sebuah acara talk shaw bertajuk La Resistencia, Pique mengatakan uangnya lebih banyak daripada Espanyol.
“Saya punya uang lebih banyak daripada anggaran Espanyol. Tidak, bukan cuma 75 juta euro, jauh lebih banyak daripada itu,” kata Pique seperti dilansir AS.
Tentu saja pernyataan Pique ini mematik kemarahan penggawa Espanyol. Pelatih Espanyol, Rubi menyebut anak asuhnya akan total melawan Barcelona. Ia pun membalas komentar Pique tersebut bahwa sepak bola lebih dari uang.
“Ruang ganti ingin menang, mereka tidak peduli soal lainnya, dan saya mengikuti posisi klub. Ada nilai-nilai yang lebih penting daripada ekonomi, seperti kerendahan hati. Tapi itu adalah program komedi dan ia memutuskan untuk bertindak seperti itu,” kata Rubi.
El Clasico Hampa dan Liga Spanyol Lesu
Tak bisa dipungkiri bahwa perhelatan Liga Spanyol musim ini sangatlah lesu. Tak ada kejadian-kejadian menegangkan yang membuat penggemar sepak bola berdebar jantungnya. Laga El Clasico jilid 1 dan 2 musim ini pun berlangsung standar, meski Luis Suarez dan Sergio Ramos sempat adu otot.
Tak ada insiden colokan Jose Mourinho atau pertikaian antara Sergio Ramos dan pemain Barcelona seperti laga-laga El Clasico musim sebelumnya. Selain itu, Marca merilis bahwa Liga Spanyol musim 2018-19 menjadi yang terlesu dalam 12 tahun terakhir.
Data Marca menyebutkan dari delapan pekan berjalan, tercatat ada 196 gol tercipta. Itu berarti rata-rata hanya ada 24,5 gol yang tercipta per pekannya.
Jumlah ini jadi yang terendah setelah delapan pekan sejak musim 2006/2007. Pada awal musim 2006/2007 tercatat hanya ada total 189 gol tercipta dalam periode sama.
Barcelona dan Real Madrid yang jadi penguasa Liga Spanyol memang tunjukkan kontribusi kurang maksimal. Barcelona misalnya di 8 pekan awal Liga Spanyol hanya mampu mencetak 19 gol, padahal dua musim terakhir mereka mencetak 26 dan 29 gol.
Hal lebih parah ditunjukkan Real Madrid yang dari 8 pekan awal Liga Spanyol hanya mencetak 12 gol, jumlah ini terendah sejak musim 2004-05.